Selasa, 02 Juni 2009

Si Jiran Yang Serakah

Di mata sebagian kita, negeri jiran itu terkenal tegas dan lantang kepada negara adikuasa yang seringkali bersikap pongah dan tidak adil terutama terhadap negara-negara yang notabene berbendera Islam. Kita pun sering membanggakannya, karena ia merupakan salah satu negera yang berani melawan hegemoni AS. Sementara lainnya lebih cenderung cari selamat sendiri-sendiri tanpa berani berkomentar sepatah katapun ketika saudara-saudaranya dinistakan oleh AS dan sekutunya. Berapa banyak negara serupa yang kaya raya, banyak rakyatnya, hanya diam membisu meski tahu saudaranya diinjak-injak di negerinya sendiri oleh pihak asing.
Namun, lama-lama kesan itu ternyata tidak lebih sekadar TOPENG belaka. Kebusukan ternyata berada di balik koin yang sama beriringan dengan sikap berani dan tegasnya. Sudah sering kita lihat dan dengar betapa ‘busuk’ watak si yang ternyata menggambarkan betapa tidak Islaminya mereka. Kita yang menjadi tetangga terdekat tentu merupakan pihak pertama yang merasakan akibat kebusukan mereka yang sangat tidak terhormat itu. Mulai dari persoalan TKI hingga politik. Begitu banyak berita di mana orang-orang Indonesia yang menjadi TKI mendapat perlakuan tidak senonoh oleh majikannya di sana. Orang kita selalu dikejar-kejar oleh polisinya karena dianggap pendatang ‘haram’. Pemindahan tanda batas berpuluh kilometer di Kalimantan, semakin menjelaskan kecurangannya. Terakhir kasus Ambalat mencuat lagi. Malah kapal perangnya pura-pura bodoh dan tuli layaknya “preman mabuk” ketika masuk wilayah Indonesia yang jelas-jelas sudah diakui dunia Internasional. Kalau saja kita tidak lebih beradabnya dari mereka, maka kesabaran tentu sudah lama lenyap. Geram anak bangsa seakan tak terbendung ketika melihat perilaku si jiran seperti itu. Apakah jiran yang memiliki sifat busuk seperti itu masih pantas dihormati? Kalau Islam mengajarkan bahwa seburuk-buruk jiran adalah yang membuat tetangganya tidak tenang karenanya, maka masih adakah predikat terhormat yang pantas kita berikan untuk menjuluki negeri yang SERAKAH itu?