Minggu, 04 Oktober 2009

Produktivitas PNS Kita

Musim penerimaan CPNS telah tiba. Masih banyak rupanya warga bangsa yang kepincut untuk menjadi abdi masyarakat yang satu ini. Profesi PNS ternyata menjadi promadona bagi orang yang mulai masuk dunia kerja. Para orang tua pun lebih senang untuk mengarahkan anak-anaknya supaya mau jadi PNS kalau sudah selesai sekolah atau kuliah. Maklum, kerjanya sedikit gajinya jelas dan predictable. Apalagi kalau mau ngutang di bank, tinggal pilih. Bank mana yang tidak tertarik untuk meminjamkan uangnya kepada PNS, karena sangat jarang PNS yang macet setor utang. Nggak bisa kerja pun nggak apa-apa. Nggak rajin masuk biarpun berbulan-bulan juga nggak gampang diberhentikan koq. Gaji yang diterima juga sama saja dengan pegawai yang disiplin, rajin atau bahkan tergolong pintar. Kata orang PGPS. Artinya Pintar atau Goblok, Penghasilan Sama. Enak toh... mantap toh...
Itulah segelintir profil pegawai negeri sipil di negeri kita tercinta ini, Indonesia Raya. Kalau saja rakyat melihat apa yang dikerjakan oleh sebagian besar PNS kita di kantornya, pasti banyak yang kecewa. Meskipun telah ditetapkan jam kerja PNS yaitu 7,5 jam per hari, namun banyak juga yang datang hanya untuk mengisi daftar hadir, setor muka, baca koran, say hello, lalu kabur entah ke mana. Besok pun terulang dan terulang lagi.
Selain itu, sekian banyak uang yang ditarik dari rakyat melalui pajak yang mereka bayarkan atau melalui penjualan kekayaan negeri ternyata digunakan diantaranya untuk memberi makan para pegawai yang tidak produktif. Suatu hasil penelitian beberapa waktu lalu menunjukkan rata-rata 70% dari APBD daerah-daerah di Indonesia pasca reformasi digunakan untuk membiayai kebutuhan birokrasi sendiri. Untuk rakyat tinggal 30%. Dapat anda bayangkan betapa tidak produktifnya birokrasi kita, makan terlalu banyak untuk kerja sedikit. Weleh...weleh...